Rabu, 07 November 2018

Remaja Zaman Now di Persimpangan Jalan


          Zaman terus berputar membawa gelombang besar arus perubahan. Perubahan ini, bisa mengarah yang baik, bisa pula berarti buruk. Itu semua tergantung bagimana manusia  mengelola “bonus” dari pesatnya perkembangan teknologi dan laju peradaban. Tahu nggak sih, walaupun pada dasarnya teknologi itu bersifat netral, dari sekian banyak dampak positif, ternyata tidak sedikit pula dampak negatif yang cukup menghebohkan. Bukan hanya itu, kalau dipikir-pikir betul bahkan dampak negatif yang muncul sudah bisa dibilang amat menghawatirkan, bahkan sudah pada tingkatan ngeri, iih.., serem !!. Sebagai contoh smartphone misalnya, bisa mendatangkan beraneka maanfaat yang baik jika digunakan untuk mencari inspirasi dalam menambah ilmu dan wawasan. Namun disisi yang lain, tidak sedikit keburukan yang muncul karenanya ketika tidak arif dalam penggunaan.

Sahabatku…, kalian sebagai remaja zaman now yang muncul dan berkembang di era millenial, perlu tahu bahwa dampak dari  ngerinya zaman ini sebagian besarnya menyasar kalian. Disadari apa tidak, dirasakan apa tidak, semakin lama “virus” kebobrokan akhlak akan terus menyebar dan menyebar terus hingga pada tingkat yang gawat darurat. Kengerian ini memang berjalan begitu halus, pada saatnya nanti kalu terus dibiarkan kita akan terkaget-kaget karena melihat kenyataan yang sudah tak bisa dikendalikan lagi.
Miris.., hati serasa teriris-iris ketika mendengar berita viral akhir-akhir ini tentang kondisi remaja masa kini.  Tidak perlu jauh-jauh memandang, di sekitaran saja kita bisa merasakan pergeseran moral yang cukup besar. Kenakalan remaja hampir bisa dikatakan telah merajalela dimana-mana. Dari nogkrong yang gak bermanfaat sampai dengan huru-hura.  Pacaran yang sudah kelewatan batas menjadi pemandangan umum yang biasa. Munculnya geng motor yang suka ngamuk dan tawur sehingga  meresahkan banyak warga. Ditamabah parah terindikasi telah menyebarnya virus LGBT di kalangan pelajar dan remaja. Hal ini dibuktikan dengan munculnya group-group gay atau lesbian  pada kalangan pelajar sekolah. Belum lagi kalau kita membahas kerusakan moral dari dampak penggunaan internet yang bebas tanpa batas, sungguh makin ngeri-ngeri sedap..
Sahabatku para pemaja., kalian harus menyadari dengan sesungguhnya bahwa remaja saat ini adalah calon pemimpin masa depan bangsa. So.., jika remajanya terpapar pekatnya penyakit kekacauan zaman, lalu bagaimana dengan nasib bangsa ini ke depan. Bangsa yang besar yang tumbuh bangkit dari semangat juang para pemuda masa lampau, merindukan peranmu yang gilang gemilang. Dibutuhkan pemuda yang pundaknya cukup kuat untuk memikul beban perjuangan. Dibutuhkan pemuda yang Jiwanya cukup tanggung  agar mampu menahan beratnya goncangan godaan akhir zaman. Karenanya di dalam kebangkitan pemuda adalah kunci kekuatannya, di dalam pergerakan kebaikan pemudalah pengibar panji-panjinya.
Melihat kembali sejarah dunia Islam pada khususnya, banyak sekali catatan emas pemuda-pemuda hebat yang telah mengguncang dunia hingga akhirat. Usia mereka dapat dibilang masih belia tapi telah mampu menorehkan karya agung nan luar biasa. Ada Sa’ad bin Abi Waqash, seorang ksatria berkuda Muslimin paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia dikenal sebagai pemanah terbaik. Ada juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun, seorang pemuda muslim yang kuat. Rasulullah saw menunjuknya sebagai panglima perang di usianya yang ke-20 dan memimpin armada dalam menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasan Syiria dengan kemenangan gemilang.
Juga Mush'ab bin Umair. Ia seorang pemuda Islam dari Quraisy terkemuka, gagah dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan. Para ahli sejarah melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum." Mush'ab lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tak seorang pun di antara anak-anak muda Makkah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya sebagaimana yang dialami Mush'ab bin Umair. Tapi Mush'ab bin Umair lebih memilih menjadi seorang pejuang sejati. Selain itu yang tak kalah terkenalnya adalah kisah heroik Muhammad Al-Fatih. Pada usia 24 tahun ia telah mampu memimpin pasukan menaklukan Konstatinopel. Sesorang yang telah mampu mewujudkan mimpi besar Rasulullah SAW ratusan tahun sebelumnya. Dan tentunya masih banyak lagi catatan emas sejarah lainnya tentang generasi muda muslim yang gagah berani.
Sahabatku yang baik.., coba renungkan bersama usia mereka jika disematkan kepada pemuda kita hari ini. Sebagian besar pemuda dengan usia yang sama hari ini bahkan untuk mengurus dirinya sendiri saja masih belum sepenunya mampu. Apalagi harus mengurusi hal-hal besar berupa buah karya agung yang berguna bagi  ummat, bangsa dan negara. Mereka lebih memilih menikmati kesenangan-kesenangan semu yang melalaikan, yang menjauhkan mereka dari berkembangnya potensi-potensi dalam diri. Kalau dulu Bung Karno pernah berkata, “Berikan padaku sepuluh orang pemuda, maka akan ku guncang dunia”. Melihat realita pemuda zaman sekarang ini, kata-kata beliau sering diplesetkan, “Berikan aku sepuluh orang pemuda, maka akan ku buat group Boysband”.
Sahabatku..., dihadapan kalian terdapat pilihan-pilihan besar yang akan menentukan masa depan. Masa depan yang amat panjang yang akan tiba sampai masa senja bahkan sampai pada masa akhirnya dunia. Mau menjadi apapun.., itu semua tergantung pada kalian. Dan kalian sendiri yang pastinya tahu kadar dan ukurannya. Jika selama ini kamu merasa dengan sendirinya sudah baik, maka bersyukulah dan kuatkan tekad untuk terus menjaga kebaikan yang telah ada, bahkan mengajak kebaikan itu kepada sesama. Jika kamu merasa selama ini baik, tapi menyadari bahwa baiknya karena sistem lingkungan yang tertata, kamu perlu berfikir betul apa bisa kuat menjaganya di lingkungan yang berbeda. Tapi jika kamu merasa dilingkungan yang baik saja berat untuk terjaga, kamu perlu merenungi kata-kata bijak berikut: “Jika di lingkungan yang baik saja engkau sekacau ini.., lalu apa jadinya engkau jika seorang diri”  
Demikian sahabat, semoga goresan pena sederhana ini mampu menjadi bahan renungan bagi kalian untuk menentukan sikap diantara persimpangan jalan-jalan pilihan. Selamat berjuang kawan !.
            Wallahu’alam bishshawab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo Saling Belajar