Zaman terus
berputar membawa gelombang besar arus perubahan. Perubahan ini, bisa mengarah
yang baik, bisa pula berarti buruk. Itu semua tergantung bagimana manusia mengelola “bonus” dari pesatnya perkembangan
teknologi dan laju peradaban. Tahu nggak sih, walaupun pada dasarnya teknologi
itu bersifat netral, dari sekian banyak dampak positif, ternyata tidak sedikit
pula dampak negatif yang cukup menghebohkan. Bukan hanya itu, kalau
dipikir-pikir betul bahkan dampak negatif yang muncul sudah bisa dibilang amat
menghawatirkan, bahkan sudah pada tingkatan ngeri, iih.., serem !!. Sebagai
contoh smartphone misalnya, bisa
mendatangkan beraneka maanfaat yang baik jika digunakan untuk mencari inspirasi
dalam menambah ilmu dan wawasan. Namun disisi yang lain, tidak sedikit
keburukan yang muncul karenanya ketika tidak arif dalam penggunaan.
Sahabatku…,
kalian sebagai remaja zaman now yang muncul dan berkembang di era millenial, perlu
tahu bahwa dampak dari ngerinya zaman
ini sebagian besarnya menyasar kalian. Disadari apa tidak, dirasakan apa tidak,
semakin lama “virus” kebobrokan akhlak akan terus menyebar dan menyebar terus
hingga pada tingkat yang gawat darurat. Kengerian ini memang berjalan begitu halus,
pada saatnya nanti kalu terus dibiarkan kita akan terkaget-kaget karena melihat
kenyataan yang sudah tak bisa dikendalikan lagi.
Miris..,
hati serasa teriris-iris ketika mendengar berita viral akhir-akhir ini tentang
kondisi remaja masa kini. Tidak perlu
jauh-jauh memandang, di sekitaran saja kita bisa merasakan pergeseran moral
yang cukup besar. Kenakalan remaja hampir bisa dikatakan telah merajalela
dimana-mana. Dari nogkrong yang gak bermanfaat sampai dengan huru-hura. Pacaran yang sudah kelewatan batas menjadi
pemandangan umum yang biasa. Munculnya geng motor yang suka ngamuk dan tawur
sehingga meresahkan banyak warga. Ditamabah
parah terindikasi telah menyebarnya virus LGBT di kalangan pelajar dan remaja.
Hal ini dibuktikan dengan munculnya group-group gay atau lesbian pada kalangan pelajar sekolah. Belum lagi
kalau kita membahas kerusakan moral dari dampak penggunaan internet yang bebas
tanpa batas, sungguh makin ngeri-ngeri sedap..
Sahabatku
para pemaja., kalian harus menyadari dengan sesungguhnya bahwa remaja saat ini adalah
calon pemimpin masa depan bangsa. So.., jika remajanya terpapar pekatnya penyakit
kekacauan zaman, lalu bagaimana dengan nasib bangsa ini ke depan. Bangsa yang
besar yang tumbuh bangkit dari semangat juang para pemuda masa lampau,
merindukan peranmu yang gilang gemilang. Dibutuhkan pemuda yang pundaknya cukup
kuat untuk memikul beban perjuangan. Dibutuhkan pemuda yang Jiwanya cukup
tanggung agar mampu menahan beratnya goncangan
godaan akhir zaman. Karenanya di dalam kebangkitan pemuda adalah kunci
kekuatannya, di dalam pergerakan kebaikan pemudalah pengibar panji-panjinya.
Melihat
kembali sejarah dunia Islam
pada khususnya, banyak sekali catatan emas pemuda-pemuda hebat yang telah mengguncang
dunia hingga akhirat. Usia mereka dapat dibilang masih belia tapi telah mampu
menorehkan karya agung nan luar biasa. Ada Sa’ad bin Abi Waqash, seorang
ksatria berkuda Muslimin paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun.
Ia dikenal sebagai pemanah terbaik. Ada juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal
harum sejak usia 12 tahun, seorang pemuda muslim yang kuat. Rasulullah saw menunjuknya sebagai panglima perang di usianya yang
ke-20 dan memimpin armada dalam menggempur negara adikuasa Romawi di
perbatasan Syiria dengan kemenangan gemilang.
Juga Mush'ab bin Umair. Ia seorang pemuda Islam dari
Quraisy terkemuka, gagah dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan.
Para ahli sejarah melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang
warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum." Mush'ab lahir dan
dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tak
seorang pun di antara anak-anak muda Makkah yang beruntung dimanjakan oleh
kedua orang tuanya sebagaimana yang dialami Mush'ab bin Umair. Tapi Mush'ab bin
Umair lebih memilih menjadi seorang pejuang sejati. Selain itu yang tak kalah
terkenalnya adalah kisah heroik Muhammad Al-Fatih. Pada usia 24 tahun ia telah
mampu memimpin pasukan menaklukan Konstatinopel. Sesorang yang telah mampu
mewujudkan mimpi besar Rasulullah SAW ratusan tahun sebelumnya. Dan tentunya
masih banyak lagi catatan emas sejarah lainnya tentang generasi muda muslim
yang gagah berani.
Sahabatku yang baik.., coba renungkan bersama usia mereka
jika disematkan kepada pemuda kita hari ini. Sebagian besar pemuda dengan usia
yang sama hari ini bahkan untuk mengurus dirinya sendiri saja masih belum
sepenunya mampu. Apalagi harus mengurusi hal-hal besar berupa buah karya agung yang berguna bagi
ummat, bangsa dan negara. Mereka lebih memilih menikmati kesenangan-kesenangan
semu yang melalaikan, yang menjauhkan mereka dari berkembangnya potensi-potensi
dalam diri. Kalau dulu Bung Karno pernah berkata, “Berikan padaku sepuluh orang
pemuda, maka akan ku guncang dunia”. Melihat realita pemuda zaman sekarang ini,
kata-kata beliau sering diplesetkan, “Berikan aku sepuluh orang pemuda, maka
akan ku buat group Boysband”.
Sahabatku..., dihadapan
kalian terdapat pilihan-pilihan besar yang akan menentukan masa depan. Masa
depan yang amat panjang yang akan tiba sampai masa senja bahkan sampai pada
masa akhirnya dunia. Mau menjadi apapun.., itu semua tergantung pada kalian.
Dan kalian sendiri yang pastinya tahu kadar dan ukurannya. Jika selama ini kamu
merasa dengan sendirinya sudah baik, maka bersyukulah dan kuatkan tekad untuk
terus menjaga kebaikan yang telah ada, bahkan mengajak kebaikan itu kepada sesama.
Jika kamu merasa selama ini baik, tapi menyadari bahwa baiknya karena sistem lingkungan
yang tertata, kamu perlu berfikir betul apa bisa kuat menjaganya di lingkungan
yang berbeda. Tapi jika kamu merasa dilingkungan yang baik saja berat untuk
terjaga, kamu perlu merenungi kata-kata bijak berikut: “Jika di lingkungan yang baik saja engkau sekacau ini.., lalu apa
jadinya engkau jika seorang diri”
Demikian sahabat, semoga goresan pena sederhana ini mampu
menjadi bahan renungan bagi kalian untuk menentukan sikap diantara persimpangan
jalan-jalan pilihan. Selamat berjuang kawan !.
Wallahu’alam
bishshawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo Saling Belajar