Zaman terus
berputar membawa gelombang besar arus perubahan. Perubahan ini, bisa mengarah
yang baik, bisa pula berarti buruk. Itu semua tergantung bagimana manusia mengelola “bonus” dari pesatnya perkembangan
teknologi dan laju peradaban. Tahu nggak sih, walaupun pada dasarnya teknologi
itu bersifat netral, dari sekian banyak dampak positif, ternyata tidak sedikit
pula dampak negatif yang cukup menghebohkan. Bukan hanya itu, kalau
dipikir-pikir betul bahkan dampak negatif yang muncul sudah bisa dibilang amat
menghawatirkan, bahkan sudah pada tingkatan ngeri, iih.., serem !!. Sebagai
contoh smartphone misalnya, bisa
mendatangkan beraneka maanfaat yang baik jika digunakan untuk mencari inspirasi
dalam menambah ilmu dan wawasan. Namun disisi yang lain, tidak sedikit
keburukan yang muncul karenanya ketika tidak arif dalam penggunaan.
Rabu, 07 November 2018
Sabtu, 11 Agustus 2018
Generasi Penjaga Kemerdekaan
Juma’at dini hari, 17 Agustus 1945 pukul 02.00 bertepatan
dengan 9 Ramadhan 1364 H menjelang waktu sahur tiba, terlihatlah kesibukan yang
luar biasa di rumah Laksamana Tadashi Maeda di jalan Imam Bonjol no. 1
Jakarta. Fajar belum jua menyapa kala para
insan pelopor pendiri bangsa berjuang keras tuk merumuskan terbukanya pintu gerbang
kemerdekaaan yang seluas-luasnya bagi negeri tercinta. Golongan tua yang dipelopori oleh Bung Karno
dan Bung Hatta ”dimotivasi” oleh golongan muda yang dipelopori oleh Sayuti
Melik dan kawan-kawannya untuk segera menyelesaiakan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada hari itu juga.
Sabtu, 31 Maret 2018
INSPIRASI FISIKA
Al-Fatih, Sang Panglima Perang dan
Kecerdasannya tentang Konsep Gaya Gesek
Oleh: Wasis Pambudi, S.Pd
Konstantinopel merupakan kota terkuat sebagai kota pertahanan pada zamannya. Bahkan, kota ini mendapat julukan, "The City With Perfect Defense" Kota ini dilindungi dengan tembok yang mengelilingi kota secara total baik wilayah laut maupun wilayah daratnya. Tembok-tembok ini menjulang tinggi dan berlapis-lapis. Tembok luar setinggi 25 meter dan setebal 10 meter dan tembok dalam setinggi 12 meter dan setebal 15 meter. Belum lagi, orang-orang Konstantinopel membentangkan rantai raksasa sepanjang 275 meter untuk menutup akses ke Teluk Tanduk Emas di kedua batasnya. Dengan susunan 60 cm setiap mata rantainya, dan tebal besi 4 cm, rantai ini memberikan sebuah blokade sempurna sehingga tak satupun kapal dapat melewatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)