Senin, 01 September 2014

Pembelajar Sejati

                     

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Mujadilah: 11)

Sahabat semua, belajar adalah sebuah proses dari belum tahu menjadi tahu. Begitulah gambaran sederhana yang telah kita pahami bersama. Belajar bagi sebagian orang adalah kegiatan “resmi” yang terkungkung dalam system adan aturan yang ketat. Ia adalah “ritual” yang cukup menakutkan dan cukup membosankan. Dalam benak orang-orang seperti ini, belajar merupakan hal yang amat membosankan karena akan selalu menghadapi  tumpukan buku tebal, mengejar tugas, wayangan dan seabreg pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya.

Pesona Jiwa Sang Permata


Sahabat muda…, untuk edisi kali ini saya mohon ijin pada kalian, tulisan ini saya spesial-kan kepada suadriku para remaja putri. Sebuah kisah senantiasa mengikuti alam pikirku, yaitu kisah gadis penjual susu pada masa Khalifah Umar bin Khatab r.a.. Dikisahkan pada masa khalifah Umar bin Khatab r.a., beliau Sang Khalifah adalah pemimpin teladan yang rajin banget melakukan ronda keliling kampung pada malam hari. Sebagai seorang pemimpin dia ingin memastikan keadaan dan keamanaan rakyatnya. Ketika menghampiri suatu rumah, beliau berhenti sejenak, karena mendengar sayup-sayup percakapan dari dalam rumah tersebut. Beliaupun nguping percakapan tersebut dengan seksama. Ternyata penghuni rumah adalah seorang janda dan seorang gadis anaknya yang bekerja sebagai penjual susu sederhana, dengan modal kecil seadanya.

3 Tipe Penyeru Kebaikan


    Perjalanan mudik Idul Fitri 2014 kemarin merupakan pengalaman baru bagi saya dan keluarga. Inilah pertama kali saya, istri dan anak-anak naik Bus dari Klaten ke Purbalingga.Tahun ini kami ingin mencoba menikmati perjalanan tanpa beban dengan Bus Patas AC yang terkenal dengan kenyamanannya.
    Di sepanjang perjalanan ketika istri dan anak-anak tertidur, saya berpikir dan merenungi tentang beberapa elemen dari sistem kerja Bus yang sedang saya naiki ini. Namanya PO Effisiensi, sepertinya PO inilah yang menguasai trayek Jogja-Purwokerto & Jogja-Cilacap karena menejemen dan pelayanannya yang amat baik. Saya menarik sebuah analogi diantara elemen yaitu Sopir, Kondektur, dan Agen Bus yang saya temui ke dalam 3 Tipe penyeru kebaikan, baik perseorangan, lembaga training, lembaga pendidikan, lembaga dakwah dan sejenisnya. Analogi ini saya rasakan cocok karena sering saya renungi  ketika berada di pusaran penyeru kebaikan tersebut.

Sebelum Penyesalan Abadi Datang


           
Sering saya merenungi suatu hal besar tentang akhir perjalanan hidup ini. Mrinding, takut dan ngeri rasanya ketika berpikir dalam tentang rahasia agung yang satu ini. Karena tak satu pun orang yang mampu menjamin dirinya bisa happy ending menghadapi detik-detik kematian yang pasti genting. Tak seorang pun yang dapat memastikan bahwa dirinya khusnul khatimah, akhir hayatnya mendapat rahmah. Tak ada satu pun yang mengetahui kapan, dimana dan bagaimana ajal akan datang menghampirinya. Itu semua adalah rahasia Ilahi, yang tersimpan dalam Lauful Mahfudz  yang tiada satu pun makhluk mengetahui. “Ya Allah.., jadikanlah akhir hidup kami ini engkau Ridhai. Dapat bertaubat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, dan memperoleh ampunan setelah mati. Ya Allah.., mudahkanlah kami menghadapi gelombang sakaratul maut. Bebaskanlah kami dari azab neraka dan memperoleh ampunan ketika kami dihisab". Amin