Hari Jumat, 17 Agustus 1945
bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H kumandang kemerdekaan menggema seantero
Nusantara. Pagi itu mentari baru saja menyapa di waktu Dhuha. Para pendiri
bangsa berkumpul dan memproklamirkan kemerdekaan negeri tercinta dengan penuh
semangat membahana. Tonggak sejarah telah tercatat dengan tinta emas bahwa
negeri Indonesia telah berdaulat. Pengorbanan dan perjuangan jiwa raga para
pahlawan telah menuai cita-cita mulia berupa
kemerdekaan yang didapat.
Senin, 17 Agustus 2015
Rabu, 12 Agustus 2015
Happy Ending yang Dirindukan
Sahabatku yang baik, bayingin
kalo kamu lagi sholat Isya berjamaah dengan
bacaan imam yang puanjang-puanjang, trus 5 detik sebelum salam eeh kamu malah
kentut. Apa yang terjadi?, sholatmu yang hampir 15 menitan itu pasti batal
jadinya. Begitu juga dengan pelajar yang telah berbulan-bulan belajar nyiapin
ujian. Pas hari H ujian sebenarnya dilalui dengan mantap, eeh waktu kurang 10
menit malah menghapus LJK sampai sobek. sehingga harus ganti soal dan LJK baru
dalam jangka waktu pengerjaan yang tak memungkinkani. Hasilnya, nilai ujian
jadi amat mengecewakan. Ada juga tim sepak bola yang selama hampir 90 menit bejuang
mati-matian menjaga keunggulan tipis 1-0 atas tim lawan. Di detik-detik akhir
sebelum pertandingan usai malah kebobolan. Dengan hasil imbang tim ini harus
tersingkir, dan gagal melaju ke putaran berikutnya. Peristiwa-peristiwa serupa
menjunjukan bahwa dalam kehidupan keadaan di waktu akhir sungguh amatlah menentukan.
Jumat, 26 Juni 2015
Menanti Buka di Waktu Senja
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu
kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya..”
“[HR. Muslim]
Sahabat
muda…, Ramadhan bulan nan Agung datang menyapa lagi nih. Sudah pada siap-siap
belum ya?. Sebagaian dari kalian mungkin kaget. Haah.!!, sudah Ramadhan lagi ya, rasanya kaya baru
bulan kemarin puasa, kok sudah mau puasa lagi. Siap ndak siap kita kudu
mengisinya dengan penuh manfaat, plus jiwa yang full taat. Bagi yang masih
ragu, yuk mantapkan niat agar lurus tak berliku. Bagi yang sudah lupa ilmunya,
yuk buka-buka lagi bukunya dan ikuti kajian tentang Ramadhan, agar amalan kita
penuh makna. Temen-temen, kalau kemarin kita sering lalai, bahkan kadang ninggalin
kewajiban, inilah saatnya nunjukin jati diri sebagai generasi yang beriman. Ayo
buktikan taqwamu..!!
Sabtu, 21 Maret 2015
Setiap Kita Adalah Pemenang
Sahabatku…,
kadang kalanya manusia merasa dirinya serba kurang, kurang beruntung, kurang
ganteng, kurang cantik, kurang kaya, kurang mujur nasibnya jika dibandingkan
dengan orang lain. Hal ini biasanya disebabkan karena manusia melupakan anugrah
yang amat besar, sementara fokus
berfikir pada kekurangan yang kecil. Sebagai contoh seseorang yang tersandung,
kemudian jempol kakinya berdarah akan sangat merasa sakit dan menderita jika hanya
terlalu fokus berfikir tentang nasib jempol kakinya yang berdarah itu. Tapi kalau
dia menyadari bahwa seluruh tubuhnya masih tetap sehat wal afiat ia tak akan
merasakan kesakitan yang besar pada
jempol kakinya.
Sabtu, 14 Februari 2015
Tetap Bersinar di Jaman Edan
Kata orang zaman sekarang ini sering disebut dengan zaman edan. Disebut
zaman edan karena telah mewabahnya virus ”kegilaan” yang telah menyebar luas
dalam kehidupan. Kegilaan dalam hal apa sih?, kegilaan dalam bersikap,
berprilaku dan bertindak dimana antara kebenaran dan keburukan, antara yang haq
dengan bathil telah dijungkir-balikan. Sesuatu yang benar bisa dianggap
salah sedangkan sesuatu yang salah bisa dianggap benar. Hasil utama dari
kegilaan inilah yang telah memunculkan adanya penyimpangan disana-sini. Dan
celakanya penyimpangan-penyimpangan itu mendapat pengakuan sebagai hal yang biasa-biasa
saja bahkan menjadi hal yang dibenarkan menurut kebanyakan orang.
Senin, 12 Januari 2015
Teruslah Bergerak.., Karena Diam Itu Menghanyutkan
Ada
sepenggal pengalaman dari nelayan Negeri Sakura yang mencari ikan di tengah
lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan Salmon
untuk dibawa ke daratan. Orang Jepang menginginkan ikan yang segar yang mereka
konsumsi. Namun ikan Salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika
sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir
bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai
di daratan.
Langganan:
Postingan (Atom)