Senin, 11 Juli 2016

Gelora Asmara Di Asrama (Cerpen Pembangun Jiwa)




Petang itu wajah Afisa meredup bak remang malam yang mulai datang menyapa senja. Afisa, seorang santriwati pondok pesantren yang "mewah", mepet sawah bernama Pondok HIRMA. Dua tahun yang lalu ia tiba di pondok itu dengan semangat penuh juang dan hati bersuka riang. Parasnya amat ceria, memancarkan pesona jiwanya yang sholeha. Balutan jilbab lembut yang menutup kepala, menandakan ia benar benar gadis yang hidupnya penuh makna. Matanya begitu tajam menatap misteri  masa depan yang masih luas membentang. Langkahnya pun begitu mantap, tuk menggapai harpan yang ia gantungkan jauh diatas atap.
Tapi petang itu, ada yang lain bergejolak pada dirinya. Jiwanya galau, resah tak tentu arah. Hatinya bimbang, dengan apa yang ia alami akhir-akhir ini. Ada perasaan lain yang hadir menyirami sekujur tubuh dan raganya. Perasaan yang tiba-tiba hadir dan tak kuasa ia usir. Tak diduga ia punya rasa kepada seseorang di pondok sebrang, di pondok HIRMA putra. Rasa yang ketika ia hanyut padanya, hatinya turut berbunga. Jiwanya pun melayang bak menari di atas awan.