Sahabat
sekalian..., pasti kalian pernah kenal sama istilah yang satu ini.
Kalian pernah denger kan tentang istilah resonansi?.
Itu lhoh salah satu materi dalam pelajaran IPA Fisika yang sudah diajarkan
sejak kelas 6 SD dan diulangi kembali pembahasannya di kelas 8 SMP. Masih
ingat kan?... Menurut
pelajaran yang pernah kita dapatkan dulu, resonansi merupakan peristiwa turut bergetarnya suatu
benda karena pengaruh getaran benda lain yang frekuensinya sama. Dalam kehidupan
sehari-hari resonansi sangat sangat penting dan
bermanfaat, terutama di dalam dunia musik.
Dawai tak akan dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada
gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar
gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama
dengan yang dihasilkan oleh senar gitar.
Begitu pula udara yang mengisi tabung gamelan
juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul.
Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya, kita tidak dapat
mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi
resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat
musik itu antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya. Begitulah
resonansi telah menjadikan alunan musik semakin indah dan harmoni.
Sahabatku.., ternyata resonansi itu bukan hanya terjadi pada alat musik
saja. Dalam kehidupan, manusia juga saling beresonansi satu sama lainnya.
Mereka beresonansi karena memiliki “frekusensi” yang sama pula. Frekuensi ini
bisa berarti semacam
hobi, kesukaan, kecenderungan, pekerjaaan, dan lain-lain yang membuat mereka saling
“bergetar” bersama. Biasanya mereka beresonansi dalam bentuk pergaulan berupa
teman persahabatan, geng, kelompok, sampai pada bentuk sebuah wadah maupun organisasi. Maka, kita sering mendapati sekelompok orang berdasarkan kesamaan tertentu. Misal, mereka yang sama-sama punya motor
dengan merk “X” akan berkumpul membuat geng motor X. Mereka yang sama-sama
ngefans sama artis “Y” akan membuat fans group artis Y. Dan masih banyak sekali kelompok-kelompok yang lainya
tentunya.
Yang perlu jadi perhatian bagi kita yaitu “resonansi” semacam
ini juga berlaku pada urusan-urusan yang lebih dahsyat. Yang efeknya bukan hanya pada kehidupan di dunia
saja melainkan sampai di akhirat kelak. Sebagai contoh jika seseorang biasa
berkumpul dengan mereka yang hobinya berjudi, biasanya lama-kelamaan dia juga
akan ikutan berjudi. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan mereka
yang rajin shalat berjamaah, maka lama-kelamaan dia akan ikutan sholat
berjamaah juga. Itulah mengapa kita perlu memperhatikan sabda Rasulullah SAW
“Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di
antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman” (HR Abu
Dâwud).
Setiap manusia memang ndak mungkin bisa hidup sendiri.
Setiap saat pasti pengin melakukan berbagai aktivitas interaksi dengan orang
lain. Tak akan ada manusia yang betah hidup sendiri menyepi. Karena dengan hidup
menyendiri tanpa seorang pun di sisi, pasti seseorang berpeluang akan lebih
cepat mati. Kita butuh teman dan kelompok manusia lainnya untuk bergaul dan beresonansi.
Tapi, salah milih teman dan pergaulan
juga bahaya buat kehidupan dunia akhirat kita. Sahabat yang buruk pastinya akan
membuat “resonansi” keburukan pada yang lainnya. Begitu pula sahabat yang baik tentunya
akan membuat “resonansi” kebaikan pula. Oleh karenanya, ada beberapa hal utama
sebagai bahan pertimbangan memilih teman bergaul sebagai berikut:
Yang pertama, jadikan orang-orang yang
baik sebagai teman pergaulan.
Berkumpulah bersama orang-orang yang sholeh agar bisa ikutan sholeh. Itu lho kaya lagu
“tombo ati” yang ada lima, salah satunya wong
kang sholeh kumpulono. Selain itu ada hadits Nabi yang sering kita denger
dari pak ustadzi
tentang perumpamaan persahabatan, berteman dengan orang baik seperti berteman
dengan penjual minyak kesturi, minimal kita akan kecipratan bau wanginya.
Sebaliknya berteman dengan orang yang tidak baik seperti berteman dengan pandai
besi, kita akan ikutan kena panas abunya.
Yang kedua, pergaulan karena aqidah dan cinta pada Allah SWT.
Pegaulan karena aqidah
adalah pergaulan
yang paling kuat ikatannya. Pergaulan semacam ini bukan hanya akan mengakar
manfaatnya di dunia, tapi akan sampai pula pada timbangan amal di ahirat kelak.
Persahabatan karena
kecintaan pada Allah SWT juga
akan menjadikan orang-orang yang berkumpul di dalamnya senantiasa dekat dengan nilai-nilai
ke-Islaman. Oleh karena itu, pribadi yang bersahabat
dengan model seperti ini akan hadir sebagai pribadi yang Islami. Walau demikian, Islam ndak melarang kita bersahabat
dengan siapa pun selama dalam urusan muamalah dan kebaikan bersama.
Yang Ketiga, saling nasihat menasihati
dalam kebaikan dan kesabaran. Saling menasehati merupakan unsur yang sangat penting
dalam sebuah pergaulan yang baik. Dengan
demikian setiap manusia yang bergaul akan terhindar dari kerugian dan terhindar pula
dari terjermus dalam
kubangan kebathilan. Melalui budaya saling menasehati ini akan
menempa manusia
menjadi pribadi yang teruji komitmennya dalam kebaikan. Allah SWT
berfirman: “Demi massa. Sesungguhnya
manusia itu benar – banar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan
kesabaran. (QS. Al-Ashr: 1-3)
Wallahualam
bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo Saling Belajar