Rabu, 11 Januari 2017

Resonansi Kebaikan




Sahabat sekalian..., pasti kalian pernah kenal sama istilah yang satu ini. Kalian pernah denger kan tentang istilah resonansi?. Itu lhoh salah satu materi dalam pelajaran IPA Fisika yang sudah diajarkan sejak kelas 6 SD dan diulangi kembali pembahasannya di kelas 8 SMP. Masih ingat kan?... Menurut pelajaran yang pernah kita dapatkan dulu, resonansi merupakan peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain yang frekuensinya sama. Dalam kehidupan sehari-hari resonansi sangat sangat penting dan bermanfaat, terutama di dalam dunia musik. Dawai tak akan dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar.

Begitu pula udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya, kita tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya. Begitulah resonansi telah menjadikan alunan musik semakin indah dan harmoni.
Sahabatku.., ternyata resonansi itu bukan hanya terjadi pada alat musik saja. Dalam kehidupan, manusia juga saling beresonansi satu sama lainnya. Mereka beresonansi karena memiliki “frekusensi” yang sama pula. Frekuensi ini bisa berarti semacam hobi, kesukaan, kecenderungan, pekerjaaan, dan lain-lain yang membuat mereka saling “bergetar” bersama. Biasanya mereka beresonansi dalam bentuk pergaulan berupa teman persahabatan, geng, kelompok, sampai pada bentuk sebuah wadah maupun organisasi. Maka, kita sering mendapati sekelompok orang berdasarkan kesamaan tertentu.  Misal, mereka yang sama-sama punya motor dengan merk “X” akan berkumpul membuat geng motor X. Mereka yang sama-sama ngefans sama artis “Y” akan membuat fans group artis Y.  Dan masih banyak sekali kelompok-kelompok yang lainya tentunya.
Yang perlu jadi perhatian bagi kita yaitu “resonansi” semacam ini juga berlaku pada urusan-urusan yang lebih dahsyat. Yang efeknya bukan hanya pada kehidupan di dunia saja melainkan sampai di akhirat kelak. Sebagai contoh jika seseorang biasa berkumpul dengan mereka yang hobinya berjudi, biasanya lama-kelamaan dia juga akan ikutan berjudi. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan mereka yang rajin shalat berjamaah, maka lama-kelamaan dia akan ikutan sholat berjamaah juga. Itulah mengapa kita perlu memperhatikan sabda Rasulullah SAW “Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman” (HR Abu Dâwud).
Setiap manusia memang ndak mungkin bisa hidup sendiri. Setiap saat pasti pengin  melakukan berbagai aktivitas interaksi dengan orang lain. Tak akan ada manusia yang betah hidup sendiri menyepi. Karena dengan hidup menyendiri tanpa seorang pun di sisi, pasti seseorang berpeluang akan lebih cepat mati.  Kita butuh teman dan kelompok manusia lainnya untuk bergaul dan beresonansi. Tapi,  salah milih teman dan pergaulan juga bahaya buat kehidupan dunia akhirat kita. Sahabat yang buruk pastinya akan membuat “resonansi” keburukan pada yang lainnya. Begitu pula sahabat yang baik tentunya akan membuat “resonansi” kebaikan pula. Oleh karenanya, ada beberapa hal utama sebagai bahan pertimbangan memilih teman bergaul sebagai berikut:
Yang pertama, jadikan orang-orang yang baik sebagai teman pergaulan. Berkumpulah bersama orang-orang yang sholeh agar bisa ikutan sholeh. Itu lho kaya lagu “tombo ati” yang ada lima, salah satunya wong kang sholeh kumpulono. Selain itu ada hadits Nabi yang sering kita denger dari pak ustadzi tentang perumpamaan persahabatan, berteman dengan orang baik seperti berteman dengan penjual minyak kesturi, minimal kita akan kecipratan bau wanginya. Sebaliknya berteman dengan orang yang tidak baik seperti berteman dengan pandai besi, kita akan ikutan kena panas abunya.
Yang kedua, pergaulan karena aqidah dan cinta pada Allah SWT. Pegaulan karena aqidah adalah pergaulan yang paling kuat ikatannya. Pergaulan semacam ini bukan hanya akan mengakar manfaatnya di dunia, tapi akan sampai pula pada timbangan amal di ahirat kelak. Persahabatan karena kecintaan pada Allah SWT juga akan menjadikan orang-orang yang berkumpul di dalamnya senantiasa dekat dengan nilai-nilai ke-Islaman.  Oleh karena itu, pribadi yang bersahabat dengan model seperti ini akan hadir sebagai pribadi yang Islami. Walau demikian, Islam ndak melarang kita bersahabat dengan siapa pun selama dalam urusan muamalah dan kebaikan bersama.
Yang Ketiga, saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Saling menasehati merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah pergaulan yang baik. Dengan demikian setiap manusia yang bergaul akan terhindar dari kerugian dan terhindar pula dari terjermus dalam kubangan kebathilan.  Melalui budaya saling menasehati ini akan menempa manusia menjadi pribadi yang teruji komitmennya dalam kebaikan. Allah SWT berfirman: “Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. (QS. Al-Ashr: 1-3)

Wallahualam bishawab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo Saling Belajar