Senin, 09 Januari 2017

Back To Home




Teman-teman.., kalian pasti sering ketemu kan sama kata Home dan House dalam Bahasa Inggris. Tahu ndak?.., ternyata keduanya mimiliki makna kandungan yang berbeda jauh lho. Meskipun keduanya menurut kamus Inggris – Indonesia di-translete dengan pengertian yang sama yaitu “rumah”. Home dan House memiliki makna dari dua buah sisi yang berbeda. Keduanya memiliki perbedaan penting dan tak boleh dihiraukan. So.., simak yuk!!
Home merupakan sebuah tempat/bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Bangunan ini ditempati oleh satu orang manusia atau lebih yang biasanya memiliki hubungan keterikatan, yang dinamakan keluarga. Dalam bangunan ini memiliki unsur kebersamaan, kenyamanan, kasih sayang serta kebahagiaan terhadap manusia-manusia yang berada di dalamnya. Sedangkan house berbeda, ini hanyalah sebuah kata yang mewakili arti fisik dari bangunan rumah itu sendiri. Singkatnya, home bicara tentang ikatan emosional yang menyertai sebuah bangunan yang bernama rumah beserta seluruh isi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan house berbicara tentang gambaran fisik sebuah rumah.
Oke.., mari kita tinggalkan perbedaan home dan house diatas. Kita akan bicara tentang rumah dalam makna home,  yakni makna rumah secara luas yang didalamnya terdapat ikatan emosianal antar manusia yang menghuninya.
Temen-temen sekalian, ada pribahasa berbunyi, ”Setinggi-tingginya bangau terbang, hinggapnya ke kubangan juga”. Maksudnya, sejauh-jauhnya seseorang pergi, maka akan kembali juga ke kampung halamannya. Kemana pun ia merantau, pada akhirnya akan kembali juga ke rumahnya. Seindah apapun tempat hinggap nan jauh disana, akan tetap merindukan tentang satu mata air cinta yang mengalir di rumah asalnya. Semewah apapapun dunia di sebrang sana, akan tetap merindukan bongkahan tanah kelahirannya.
Rumah, semua bermula dari sini, dari rumah… tempat dimana kita tidur, berlindung dari udara panas, dingin.. tempat kita menangis dan tertawa, tempat dimana pertama kali kita mengenal cinta. Kawan, pernah ndak kalian pergi jauh dan dalam waktu yang tidak sebentar, misal beberapa hari atau bahkan bulan dan tahun. Mungkin untuk keperluan hajatan di rumah saudara, tugas sekolah, pekerjaan ataupun keperluan lainnya yang memakan waktu panjang. Di tempat jauh itu, pada umumnya  seseorang akan kangen dengan rumahnya. Kangen dengan kasih sayang yang terpancar dari dalamnya. Kangen masakan ibu, kangen dengan nasehat ayah dan candaan ringan di meja makan. Disana ada kebersamaan, kehangatan, dan harapan yang membumbung penuh impian. Ya.., merekalah keluarga yang mengisi rumah kita, yang terus menerus mendukung perjalanan kita dalam menapaki lika-liku kehidupan.
Keluarga di rumah merupakan lingkungan yang sangat penting dan berpengaruh bagi kesuksesan hidup. Keluarga yang baik akan memberikan dampak kebaikan pula  bagi penghuninya. Menjaga interaksi antar anggota keluarga di rumah sangatlah penting.  Diharapkan adanya hubungan yang baik itu, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang serta terhindar dari penyimpangan-penyimpangan. Sementara keluarga yang tak baik tersumbat komunikasi antar anggotanya, akan melahirkan pribadi-pribadi yang jauh dari kebaikan. Betapa banyak kasus tawuran, narkoba, pergaulan bebas  dan kenakalan remaja lainnya bermula dari rumah yang tidak kondusif.
Di jaman sekarang ini rumah kadang menjadi tak berarti lagi. Keberadaannya seperti menjadi tanpa makna, kadang hanya menyisakan bongkahan bangunan belaka. Banyak orang sebenarnya tak pergi kemana-mana, tapi hatinya sudah tak di rumahnya lagi. Rumah hanyalah tempat singgah sebagaimana kamar ganti. Tidak sedikit anak usia remaja yang sepulang sekolah nongkrong hingga lewat senja. Bukan hanya itu, bahkan lewat tengah malam sampai dini hari. Sebenranya pada mulanya orang tua mereka mencari-cari  kemana anak remajanya pergi. Tapi lama ke lamaaan ketidak beradaannya pun menjadi kebiasaan yang tak aneh lagi.
Rumah menjadi sepi dari interaksi-interaksi anggotanya yang penuh mimpi dan harapan. Hawa  hampa menyelimuti, melalaikan tingginya cita-cita yang pernah disusun dari atas lantai, halaman maupun di meja belajar. Ketidak nyamanan menjadi hal biasa buat model rumah yang isinya hampa seperti ini. Pada akhirnya rumah yang diharapkan dari bangunan inilah akan muncul generasi-generasi bangsa yang mulia, malah melahirkan produk generasi yang cukup mersahkan masa depan negara.
Kawan.., ayo kembali ke rumah.., back to home.  Mari kita kuatkan mimipi indah yang pernah dilukiskan disana. Mari bersamai orang tua dan keluarga kita dan buatlah mereka tersenyum bahagia. Hidupkan kembali cinta dan kehangatan yang terhembus di dalamnya. Mari ukir kembali kebersamaan yang tak kan pernah terlupakan selamanya. Jika kita memang nantinya harus meninggalkannya, maka kisah indah tentangnya selalu menjadi motivasi untuk kembali.
Mari jadikan  rumah kita, rumah yang produktif melahirkan orang-orang berguna. Menjadikan penghuninya bermanfaat bagi sesisi rumah maupun bagi tetangga dan lingkungan di sekitarnya. Jadikan rumah kita sebagai sumber pancaran kebaikan untuk membangun peradaban mulia yang telah dirindukan. Insya Allah  dengan begitu kesuksesan sejati akan didapat yang bermula dari rumah kita sendiri. Dan pada akhirnya generasi penerus yang tangguh dan mulia akan lahir dari rumah-rumah di tanah negeri ini. Mari Back to Home..

Wallahu’alam bishawwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo Saling Belajar