Teman-teman.., kalian
pasti sering ketemu kan sama kata Home
dan House dalam Bahasa Inggris. Tahu
ndak?.., ternyata keduanya mimiliki makna kandungan yang berbeda jauh lho. Meskipun
keduanya menurut kamus Inggris – Indonesia di-translete dengan pengertian yang sama yaitu “rumah”. Home dan House memiliki makna dari dua buah sisi yang berbeda. Keduanya memiliki
perbedaan penting dan tak boleh dihiraukan. So.., simak yuk!!
Home merupakan sebuah tempat/bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Bangunan ini ditempati oleh satu orang
manusia atau lebih yang biasanya memiliki hubungan keterikatan, yang dinamakan
keluarga. Dalam bangunan ini memiliki
unsur kebersamaan, kenyamanan,
kasih sayang serta kebahagiaan terhadap
manusia-manusia yang berada di dalamnya. Sedangkan house berbeda, ini
hanyalah sebuah kata yang mewakili arti fisik dari bangunan rumah itu sendiri. Singkatnya, home
bicara tentang ikatan emosional yang menyertai sebuah bangunan yang bernama
rumah beserta seluruh isi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan house berbicara tentang gambaran fisik sebuah rumah.
Oke.., mari kita tinggalkan perbedaan home dan house diatas. Kita akan bicara tentang rumah dalam makna home, yakni makna rumah secara luas yang didalamnya
terdapat ikatan emosianal antar manusia yang menghuninya.
Temen-temen sekalian, ada pribahasa berbunyi,
”Setinggi-tingginya bangau terbang, hinggapnya ke kubangan juga”. Maksudnya,
sejauh-jauhnya seseorang pergi, maka akan kembali juga ke kampung halamannya.
Kemana pun ia merantau, pada akhirnya akan kembali juga ke rumahnya. Seindah
apapun tempat hinggap nan jauh disana, akan tetap merindukan tentang satu mata
air cinta yang mengalir di rumah asalnya. Semewah apapapun dunia di sebrang sana,
akan tetap merindukan bongkahan tanah kelahirannya.
Rumah, semua bermula dari sini, dari
rumah… tempat dimana kita tidur, berlindung dari udara panas, dingin.. tempat
kita menangis dan tertawa, tempat dimana pertama kali kita mengenal cinta.
Kawan, pernah ndak kalian pergi jauh dan dalam waktu yang tidak sebentar, misal
beberapa hari atau bahkan bulan dan tahun. Mungkin untuk keperluan hajatan di
rumah saudara, tugas sekolah, pekerjaan ataupun keperluan lainnya yang memakan
waktu panjang. Di tempat jauh itu, pada umumnya seseorang akan kangen dengan rumahnya. Kangen
dengan kasih sayang yang terpancar dari dalamnya. Kangen masakan ibu, kangen
dengan nasehat ayah dan candaan ringan di meja makan. Disana ada kebersamaan,
kehangatan, dan harapan yang membumbung penuh impian. Ya.., merekalah keluarga
yang mengisi rumah kita, yang terus menerus mendukung perjalanan kita dalam
menapaki lika-liku kehidupan.
Keluarga di rumah merupakan lingkungan
yang sangat penting dan berpengaruh bagi kesuksesan hidup. Keluarga yang baik
akan memberikan dampak kebaikan pula bagi
penghuninya. Menjaga interaksi antar anggota keluarga di rumah sangatlah
penting. Diharapkan adanya hubungan yang
baik itu, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang
serta terhindar dari penyimpangan-penyimpangan. Sementara keluarga yang tak
baik tersumbat komunikasi antar anggotanya, akan melahirkan pribadi-pribadi
yang jauh dari kebaikan. Betapa banyak kasus tawuran, narkoba, pergaulan
bebas dan kenakalan remaja lainnya
bermula dari rumah yang tidak kondusif.
Di jaman sekarang ini rumah kadang menjadi
tak berarti lagi. Keberadaannya seperti menjadi tanpa makna, kadang hanya
menyisakan bongkahan bangunan belaka. Banyak orang sebenarnya tak pergi
kemana-mana, tapi hatinya sudah tak di rumahnya lagi. Rumah hanyalah tempat
singgah sebagaimana kamar ganti. Tidak sedikit anak usia remaja yang sepulang sekolah
nongkrong hingga lewat senja. Bukan hanya itu, bahkan lewat tengah malam sampai
dini hari. Sebenranya pada mulanya orang tua mereka mencari-cari kemana anak remajanya pergi. Tapi lama ke
lamaaan ketidak beradaannya pun menjadi kebiasaan yang tak aneh lagi.
Rumah menjadi sepi dari
interaksi-interaksi anggotanya yang penuh mimpi dan harapan. Hawa hampa menyelimuti, melalaikan tingginya
cita-cita yang pernah disusun dari atas lantai, halaman maupun di meja belajar.
Ketidak nyamanan menjadi hal biasa buat model rumah yang isinya hampa seperti
ini. Pada akhirnya rumah yang diharapkan dari bangunan inilah akan muncul
generasi-generasi bangsa yang mulia, malah melahirkan produk generasi yang
cukup mersahkan masa depan negara.
Kawan.., ayo kembali ke rumah.., back to home. Mari kita kuatkan mimipi indah yang pernah
dilukiskan disana. Mari bersamai orang tua dan keluarga kita dan buatlah mereka
tersenyum bahagia. Hidupkan kembali cinta dan kehangatan yang terhembus di
dalamnya. Mari ukir kembali kebersamaan yang tak kan pernah terlupakan
selamanya. Jika kita memang nantinya harus meninggalkannya, maka kisah indah
tentangnya selalu menjadi motivasi untuk kembali.
Mari jadikan rumah kita, rumah yang produktif melahirkan
orang-orang berguna. Menjadikan penghuninya bermanfaat bagi sesisi rumah maupun
bagi tetangga dan lingkungan di sekitarnya. Jadikan rumah kita sebagai sumber
pancaran kebaikan untuk membangun peradaban mulia yang telah dirindukan. Insya
Allah dengan begitu kesuksesan sejati akan
didapat yang bermula dari rumah kita sendiri. Dan pada akhirnya generasi
penerus yang tangguh dan mulia akan lahir dari rumah-rumah di tanah negeri ini.
Mari Back to Home..
Wallahu’alam
bishawwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo Saling Belajar